Kisahku dengan Sang Dewi Padi (Special Part: Epilog untuk Sang Dewi Padi)


Walau aku menjauh. Tak ada maksud untuk menjauh selamanya.

Aku hanya tak ingin kamu semakin terbawa pengaruh buruk dariku sementara aku belum sanggup (secara materi) untuk melamarmu

Aku tak membalas pesanmu bukan karena aku mencampakkanmu, melainkan aku hanya ingin menahan hasratku untuk bertemu denganmu. Karena sesungguhnya hati ini ingin selalu bersamamu. Namun aku belum sanggup membuatmu halal untukku.

Aku bermaksud menjauh darimu agar kita terhindar dari hal yang tak pernah kita inginkan. Dan ketika materiku sudah sanggup, aku akan langsung datang ke rumahmu.

Tapi karena aku tak pernah bisa menyampaikan semua maksud hatiku ini, kau pun menganggap bahwa aku telah meninggalkanmu, mencampakkanmu, melupakanmu. Sehingga kamu lebih memilih melanjutkan hidupmu dengan pria lain. Move on dari hubungan denganku yang tak ada kejelasan. Tak bisa kuingkari. Itu semua memang karena kebodohanku.

Kini aku hanya bisa merindu dan merindu tanpa arah dan tujuan. Memutar banyak lagu tentang rindu, mulai dari Wulan Merindu sampai Officially Missing You. Melirik banyak wanita di siang hari. Namun saat menjelang tidur, saat menyendiri merenung, all I think is you, just you.

Kutahu mungkin dengan menyampaikan semua ini tak akan serta merta membuatmu kembali padaku. Tapi paling tidak kamu sudah tahu maksudku menggantungmu, menjauh darimu. Paling tidak kamu sudah tahu bahwa kamu akan selalu memiliki tempat di hatiku.

Walau raga tak bersamamu, tapi separuh hati ini masih tetap milikmu.


Kisahku dengan Sang Dewi Padi (Special Part: Epilog untuk Sang Dewi Padi) Kisahku dengan Sang Dewi Padi (Special Part: Epilog untuk Sang Dewi Padi) Reviewed by Muhammad Najmuddin on September 06, 2014 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.