Married Soon



Tak terasa, sudah H-18 saya akan melepas masa lajang. Eh, belum pada tau ya, 8 Mei nanti insyaAllah saya akan melaksanakan akad nikah di Kuningan. Tepatnya Ds. Sindangkempeng Kec. Pancalang Kab. Kuningan. You have no idea where it is ? Just open google map. ^_^

Wah harusnya jangan dikasih tau dulu. Sebar undangannya aja baru akan dimulai 1 Mei. Tapi yaudah deh gapapa, mumpung lagi ada ‘kekuatan’ untuk meng-olahraga-kan jemari di atas keyboard. Soalnya udah lama ide menguap begitu saja tanpa diembunkan di blog.

Mungkin banyak yang kaget atau berpikir bahwa saya belum pantas untuk memimpin sebuah rumah tangga yang kata orang lebih banyak ombaknya daripada saat menjadi lajang. Ya biarlah orang berkata. Mungkin mereka memang benar. Bisa jadi juga mereka tidak sepenuhnya benar. Apapun yang kita lakukan tak akan pernah bisa memuaskan semua orang,(iki ngomongi opo).

After all, finally, I’m getting married.
Jika merunut peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi beberapa tahun ke belakang, semua bermula (biar jadi cerita) ketika saya masih bekerja di sebuah Server pulsa di Sindanglaut. Suatu ketika saya mendapatkan informasi bahwa teteh, kawan, partner kerja saat di Sang Bintang School Cirebon dan Pusat, yaitu teh Sri Apriyanti,S.PdI (Teh Nci) yang melankolis koleris yang katanya sangat cocok menjadi supersub di pucuk pimpinan, akan menikah. Tanggalnya lupa, mungkin sekitar Maret atau April 2015. Saya pun ber azzam untuk menghadiri-minimal-resepsinya.

Kebetulan resepsinya di Indramayu. Temanku, Ex, udah ngajakin untuk kondangan bareng. Namun kendalanya adalah saya tidak bisa mendapatkan libur kerja. Kebetulan server dan konter tempat saya kerja habis kebanjiran. Hal itu memaksa para (2 orang) pegawainya untuk lembur tak libur. Tapi saya tak bisa kalau ga datang kondangan ke Teh Nci.

Pagi di hari resepsi teh Nci, saya sms bos untuk izin tak masuk kerja untuk menghadiri resepsi teh Nci. Tapi bos tak memberi izin. Saya pun membalas sms nya, “yaudah klo ga bisa izin saya keluar”. Akhirnya saya resmi mundur dari pekerjaan yang tiap harinya mantengin komputer di bawah naungan wifi. Demi bisa menghadiri walimah teteh ketemu gede yang suaaangaaaat buaaaaiiikkk.

Selanjutnya, I have no idea akan kerja dimana lagi. Lantas, saya menganggur sekitar 3 bulan. Ga sepenuhnya nganggur sih. Tiap hari kerjaannya pasti mainin hape sambil nyari kerjaan via HP Evercoss A7S, hp bukan second pertama yang saya beli dengan hasil keringat sendiri. Tiap senin, saya keliling Cirebon menyebar undangan, eh lamaran kerja.

Sambil keliling sambil curi2 memanggil seonggok kenangan di beberapa tempat di kota Cirebon.  Klo ada yang bisa via email, saya kirim lamaran kerja via email. Entah sudah abis berapa lamaran, udah abis berapa ratus ribu untuk mendapatkan pencaharian baru. Sampai-sampai saya ngikutin negara Indonesia untuk mendapatkan pinjaman luar negeri. Lebih tepatnya, pinjem uang ke teman yang lagi kerja di Malaysia.

Akhirnya setelah melalui beberapa peristiwa, pengalaman dan perjalanan hidup yang begitu kompleks (sampai pernah tiap malem tidur di masjid ampe dikira tunawisma), akhirnya (dengan tidak menceritakan kisah-kisah saat tak berpenghasilan selama 3 bulan karena akan panjang) saya pun mendapatkan pekerjaan baru.

Pekerjaan baru, mungkin menjadi salah satu jawaban dari doa dan cita2 saya selama ini, pengen mesantren. Setelah melalui beberapa tahap dan bolak-balik cirebon-kuningan ngumpet dari polisi karena pake motor yang ‘ga hidup’, akhirnya saya resmi menjadi pegawai di pesantren modern.

Singkat cerita, suatu hari ada rapat kaur (kepala urusan). Kebetulan kaur saya hari itu menunjuk saya, staffnya, untuk menggantikannya hadir di rapat tersebut. Saya yang tak terbiasa datang terlambat, datang tepat waktu di tempat rapat yang ditentukan. Masih sepi. Selang beberapa menit kemudian, sekretaris unit yang mengadakan rapat datang.

Ngobrol dah tuh kita berdua. Ngobrol ngobrol, akhirnya ditawarin dah untuk menjemput jodoh via taaruf, tuker2an biodata gitu via perantara. Saya gak langsung yes kaya mas anang. Setelah beberapa pertemuan dengan beliau dan hantaman bujukan masukan dan doktrin terus menderu. Akhirnya saya sholat istikhoroh, subuhnya langsung kirim biodata via WA.

Beberapa hari kemudian, saya dapat kiriman biodata akhwatnya. Tinggalnya tetangga desa dengan pesantren. Ga cantik, tapi ga jelek juga. Klo saya yes. Karena sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Dan Alhamdulillah akhwatnya berkata tidak. Yang ngirim biodata mencoba menghibur. Padahal saya biasa aja sih, ga ada kecewa sama sekali. Karena dari awal juga udah ada suatu hal yang bikin jadi agak nggak sreg gitu walau udah istikhoroh.

Biodata akhwat kedua datang beberapa hari kemudian. Seperti yang pertama, saya pun langsung yes. Kali ini lebih mantap dari yang pertama. Karena dia mengajar di RA dan TPA. Dan Alhamdulillah akhwatnya yes juga.

Tak menunggu waktu lama, tetap dengan petunjuk dan bantuan orang-orang yang telah ‘menjodohkan’, saya langsung mengajak orang tua untuk melamarnya. Saya pun akhirnya untuk pertama kalinya-dan sampe sekarang baru kali itu aja –melihat calon istri saya secara langsung. Dia datang di hadapan saya, nganterin minum, ga ngobrol, udah gitu doang udah cukup.

31 Desember 2015, penghujung tahun itu saya resmi melamarnya. Sampai situ, perjalanan masih panjang. Nentuin tanggal juga belum, baru nentuin tanggal beberapa bulan kemudian. So many problem, begitu banyak kendala, kisah, rintangan yang sampai sekarang masih mengiringi saya untuk sampai ke pelaminan nanti.

Mungkin tidak semestinya saya menceritakan ini sekarang, karena tanggal sakralnya aja masih jauh. Karena kita tak pernah tau apa yang akan terjadi di hari esok. Tomorrow is always be mystery. Apapun bisa terjadi jika Allah sudah berkehendak.

Masih banyak yang ingin diceritakan, semua kisah dan problematika yang setia menemani. Tapi udahlah. Mentemen yang bisa datang, datang ya. Maaf ga bisa pake undangan resmi. Maaf juga pada tetangga dan teman dekat rumah, saya mungkin ga bisa menyediakan tumpangan untuk menyaksikan peristiwa bersejarah ini. Minta doanya aja ya.


Apapun bisa terjadi jika Allah sudah berkehendak. Mudahkan ,Ya Allah...
Married Soon Married Soon Reviewed by Muhammad Najmuddin on April 20, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.