28 februari 2016. Di sebuah bangku panjang di
depan sebuah bengkel pinggir jalan perjuangan saya duduk. Belasan atau puluhan
(kagak ngitung sih) mobil dan motor hilir mudik di jalan tersebut. Beberapa
remaja lewat dihadapan saya. Saya tebak sebagian dari mereka adalah mahasiswa,
karena d sepanjang jalan yang saya ‘hinggapi’ ini terdapat setidaknya 3 – 5
perguruan tinggi. Jalannya para mahasiswa.
So, what was I doing there?
Jadi begini ceritanya..
Nah begitu ceritanya..
Bagus kan ceritanya..
Belum juga diceritain ceritanya..
Kan lagi nglawak ceritanya..
Tapi ga lucu ceritanya..
Jadi yaudah ceritanya..
=========
Forum Komunitas Orang Cirebon, atau biasa
disingkat dan disebut FORKOCI, adalah suatu grup komunitas di facebook (nama
grupnya sih KOCI) yang baru beberapa hari saya bergabung kedalamnya. Sebenarnya
dulu juga udah pernah gabung, tapi karena dulu saya sempat puasa pesbukan jadi
baru gabung lagi deh.
Suatu hari, pas lagi menggalakkan waktu santai
dengan mlototin timeline grup, nemu dah tuh, FORKOCI ngadain acara kumpul,
sambil latihan futsal pula. Ngiler dah saya, excited banget pengen
ikutan. Kegalauan saya untuk memilih karawang atau cianjur sebagai destinasi
‘ngebolang’ otomatis hilang. Diputuskan, ngisi waktu kosong ikut acara kumpul
FORKOCI.
Pas hari H, tiba-tiba habis subuh jadi
bimbang. Jadi kumpul sama KOCI atau nggak. Takutnya ntar cuma jadi kambing
conge disana. Tapi akhirnya berangkat juga.
=========
Akhirnya sampai juga di jalan perjuangan, baru
jam 8 kurang 15 menit (acara jam 8). Bimbang datang lagi. Di bangku panjang
depan bengkel pinggir jalan itu saya mikir lagi. Ntar bisa ikut main futsal
atau nggak. Jangan-jangan udah sampai lokasi malah jadi kaya anak ilang. Yang
lain udah biasa main dan kumpul. Nah saya baru kali ini mau kumpul dan main
futsal bareng.
Jarak tempat saya duduk dengan lapangan futsal
yang ada di bawah gedung Radar Cirebon itu hanya terpisah oleh RS bersalin
(lupa namanya) dan kantor RCTV. Saya buka lagi grup facebook KOCI. Ada
postingan salah satu member katanya udah nunggu di tempat futsal dan mengajak
anggota grup siapa saja untuk datang. Tekad saya langsung bulat untuk datang ke
TKP.
Udah di tempat futsal, ternyata ga banyak yang
datang, cuma belasan orang aja. Saya salamin semuanya lalu duduk di samping
seseorang yang keliatannya seumuran (baca: muda). Basa-basi garing tanpa
kenalan saya praktekan. Saya liat sekeliling semuanya pake sepatu futsal, dan
berpakaian selayaknya orang yang mau main futsal. Nah saya, sepatu gak punya,
pakaian bawa sih, tapi males gantinya. Jadi ya udah deh, nonton aja.
Pas pertandingan dimulai ternyata ada 1 orang
yang gak pake sepatu dan pakaiannya kaya orang yang mau kongkow. Saya tanya ke
orang yang baru datang dan ngajak saya ikutan main, boleh tah gak pake sepatu.
Boleh.. Saya langsung buka jaket siap-siap tampil di panggung hijau kecil itu.
Gak nunggu waktu lama untuk main menggantikan
orang yang ga pake sepatu juga. Inilah pengalaman pertama bermain futsal sama
orang-orang yang belum saya kenal, ketemu juga baru, nama juga gatau. Dalam
pertandingan yang super seru karena diwarnai tawa dan kegigihan itu, saya
kira-kira mencetak 4 gol, 7 assist, dan 3 kali penyelamatan (kipernya ga betah
di bawah mistar gawang terus). Permainan yang memuaskan.
Abis main, istirahat bentar sambil ngobrol-ngobrol
ringan. Sebagian langsung pada pulang, sebagian lagi ikut lanjut ke acara
berikutnya, yaitu kumpul di rumah salah satu anggota/pengurus (kagak tau dah)
grup. Sebut saja dia Kang Nato. Katanya sih mau makan-makan. Dari 13 orang yang
berangkat, Cuma saya yang ga bawa motor, jadi nebeng deh.
=========
Rumah Kang Nato ada di sebuah gang di jalan
evakuasi (inget evakuasi jadi inget masa lalu dan BPJS, inget BPJS jadi
inget..aahhh udah lah lupakan, eh ga deh, inget Kir). Tapi kalau diliat-liat,
kaya bukan rumah. Lebih kaya markas. Tempat pembuatan sesuatu (entah apaan).
Pas rombongan sampe sana, Kang Nato udah nungguin sendirian di-sebut
saja-teras. Dia kagak ikut futsal.
Disitu semuanya ngobrol-ngobrol santai (saya
aja yang cuma jadi pendengar setia). Ngomongin soal kejadian-kejadian yang ada
di grup, masalah khodam keris musyrik kaya gitu, de el el. Ngomongin soal
tempat mancing, rencana pembuatan kaos futsal yang keuntungannya untuk nyewa
markas resmi, ngomongin soal plesiran, de el el. Tak lupa suguhannya yang nggak
setengah-setengah. Air mineral se-dus dan 2 kantong besar ijoan. Saya yang
jarang makan ijoan sampe bisa ngabisin 2 porsi.
Selang 2 jam kemudian datang lagi salah satu
anggota grup KOCI, sebut saja dia Cuy. Katanya dia abis jadi juri (atau ikutan,
kurang nyimak) lomba hot wheels gitu. Dan ternyata, dia itu
pesulap dan bisa hipnotis juga. Makin seru aja kumpul-kumpulnya ada pesulap.
Dia nunjukkin beberapa trik dan menjelaskan rahasianya, semua pada takjub
seolah ngomong oooohhhh yang panjangnya 1000 kilometer.
Selain menjelaskan beberapa rahasia trik
sulap, Cuy juga menjelaskan dasar-dasar ilmu hipnotis yang berkenaan dengan
alam bawah sadar manusia. Dari menjelaskan bahwa otak manusia terbagi jadi 3
bagian, sampai langsung mempraktekan menghipnotis Kang Nato (sing jarene sih arepan
mandeg ngroko). Cuy juga menjelaskan bagaimana bisa seseorang bisa terhipnotis,
ciri-ciri orang yang mudah terhipnotis, sampai pengalaman pribadinya dalam
dunia sulap dan hipnotis.
Di tengah penjelasan Cuy, datang seorang
anggota lagi. Kali ini wanita (yang keliatannya masih) muda bersama anaknya
menggunakan sepeda. Sebut saja dia Mumu. Jadi total ada 16 orang yang kumpul
(klo ga salah itung), 14 cowok 2 cewek (satunya istri salah seorang pengurus
grup).
=========
Dengan menjadi pendengar setia obrolan yang
santai itu, saya mendapatkan beberapa nama lainnya. Owner/Founder
grup, sebut saja dia Marko. Bayu (semua nama disini disamarkan), tukang
poto-poto yang katanya suka upload foto di grup dengan keterangan yang
mengundang perhatian. Sang kiper, Mamat yang bawa anak. Rajen yang bawa istri
dan yang mosting jual keris. Yang lain ada yang lupa dan emang belum ketemu
namanya (ga ada sesi kenalan soalnya).
Setelah terjadi perbincangan antara Mumu dan
Cuy, kata Mumu, Cuy kayanya cocok klo ngobrol sama suaminya Mumu, jadi
diputuskan ada acara dadakan, mengunjungi rumah Mumu yang ada di Kalitanjung
(inget kalitanjung inget masa lalu, hadeuhh -__-). Mamat ga ikut, pulang duluan sama anaknya
yang ngantuk. Kang Nato juga ada urusan. Bayu dan satu orang lagi cuma ikut
sampe depan rumah Mumu doang terus langsung pulang. Sisanya ngariung di rumah
yang ketutupan 1 rumah pinggir jalan.
=========
Di rumah Mumu, ngobrol sama suaminya Mumu,
tentang grup, sulap, dll. Cuy dan suaminya Mumu saling berbagi pengalaman.
Salah satunya, kata suaminya Mumu pernah melihat peristiwa keris yang
dikeluarkan dari sarungnya tiba-tiba semua lampu mati semua, pas dimasukkin
lagi lampunya nyala lagi. Cuy memberikan hipotesanya yang katanya itu
sebenarnya bukan mistis. Hanya pemikiran orang Indonesia yang terbiasa dengan
kata mistis. Padahal itu menggunakan trik sulap yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Soal hipnotis juga, katanya dasar hipnotis itu sugesti (setidaknya
itu yang saya tangkap dari penjelasan Cuy).
Pulangnya saya dapet tebengan dari orang tiga
berlian (maap yah namanya lupa) sampe terminal.
Hari itu, Minggu yang asyik. Badan jadi seger
abis main futsal, kenyang sama ijoan, juga kenyang sama ilmu soal sulap dan
hipnotis. Thanks guys. Kesuwun sedulur KOCI.
KOCI Gathering
Reviewed by Muhammad Najmuddin
on
March 03, 2016
Rating:
Penglaman menarik ang...hehehe
ReplyDelete