Setahun yang lalu di Pekanbaru (1)


Tepat setahun yang lalu aku ‘terdampar’ di negeri Andalas. Tepatnya di Pekanbaru. Aku merasa disana aku menjadi manusia sepenuhnya. Bekerja keras dengan tekanan dari atasan yang wajar, lulaby on the phone at morning and night, makan teratur, bergaul wajar dengan beberapa teman. Hal-hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya dimanapun.

Berawal dari panggilan mutasi mendadak dari atasan, walau agak berat meninggalkan kota sebelumnya, akhirnya setelah sehari semalam perjalanan dengan bus ALS, aku sampai di Kota Bertuah.

Aku turun di daerah Panam, jalannya luas namun intensitas kendaraannya tidak terlalu tinggi. Jadi bisa dibilang sepi. Cuacanya sangat panas membuat perutku yang mual karna perjalanan jauh menjadi semakin tak menentu. Jadi kuputuskan untuk mengisi perutku yang kosong sejak masuk bus.

Setelah puas dengan santapan yang sudah pasti mahal menurut kantongku, aku menghubungi kawan sekaligus manajer cabang di tempat tujuanku untuk minta dijemput. Ternyata dia sedang pulang kampung. Akhirnya kuputuskan untuk jalan kaki menyusuri jalan yang teramat panas.

Beberapa orang menyapaku di jalan, dan semuanya adalah tukang ojek. Mereka menawarkan jasa ojeknya, tapi aku menolak dengan senyuman yang terbuat dari bibir kering, mata merah, dan kantong tipis.
Aku terus menyusuri jalan mengikuti instruksi dari kawan. Lalu aku melewati masjid. Istirahat sebentar untuk menghilangkan pusing dan mual akibat ulah bus ALS bukan ide yang buruk pikirku. Awalnya aku ingin berjalan kaki sampai tujuan, tapi setelah bertanya pada orang disekitar, aku berubah pikiran. Ternyata tempat tujuanku masih lumayan jauh, 15 menit menggunakan kendaraan umum.

Besoknya aku sudah harus bekerja dengan jabatan baru, dimana jabatan tersebut  adalah benar-benar baru. Aku menjadi orang pertama yang menduduki jabatan tersebut. Sudah pasti ini menjadi sebuah tantangan yang sulit. Tak bisa meminta advise atau referensi dari orang yang pernah mengalaminya. Tapi aku memang menyukai hal baru. Aku pun berusaha semampuku untuk memahami maksud dan keinginan atasan. Walau pada saat prakteknya (mungkin) 90%  aku melakukan kesalahan.

Teguran dan omelan atasan menjadi sarapan, makan siang, dan makan malamku selama di Pekanbaru. Karna disana kami tinggal 1 atap bersama kru yang lain di kantor cabang yang terbilang besar dibanding cabang lain. Bahkan aku sempat diancam akan dipulangkan ke Cirebon dengan menggunakan bus. But I know all of problem is my mistakes. Aku selalu menanggapinya dengan baik untuk perbaikan diriku sendiri. Dan aku masih bisa memproduksi senyum lebarku dibalik intensnya tekanan tersebut. J
Setahun yang lalu di Pekanbaru (1) Setahun yang lalu di Pekanbaru (1) Reviewed by Muhammad Najmuddin on November 30, 2013 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.