Timing

Kisah 1
Lagi-lagi jemari ini selalu berhenti 5cm diatas tut keyboard. Ide yang terpancang di otak, kata-kata yang bergelayutan di pikiran, semuanya tak bisa turun ke tangan untuk menggerakkan jemari. Alhasil, tak ada huruf yang ditekan, tak ada kata yang tampil di layar. Hanya ada word sheet kosong terpampang lebar di layar laptop yang tak saya ketahui tipe nya ini.

Kisah 2
Minimal 1 bulan sekali, saya biasa menginap di rumah ‘kawan seperjuangan’,sebut saja namanya Ian. Saya menginap di rumah Ian bersama ‘kawan seperjuangan’ lainnya, sebut saja Ex. kami menginap di rumah Ian bukan untuk belajar kelompok, bukan untuk membantu ayahnya Ian ngelem sendal (keluarga Ian adalah pengusaha sendal.red), apalagi untuk mabuk-mabukan seperti anak muda zaman sekarang, “hiiii…. amit-amit jabang bakso…”

Kami berkumpul di rumah Ian dalam rangka mengisi hari malam yang dingin dan sepi. Kami mengusung misi untuk beradu ketangkasan untuk menentukan siapa pecundang dan siapa pemenang. Winning Eleven 2014 menjadi wadah kami untuk menguji keahlian masing-masing.

Ya, kami bertiga tanding PS2 di rumah Ian semalaman. Kami pun tak sendiri. Ada beberapa cemilan dan minuman selalu setia tersaji menemani kami. Y sangat gemar pada kerupuk (entah aku lupa namanya kerupuk apa) yang dibawa Ex. kerupuk tersebut buatan keluarga Ex. Kalau saya lebih menyukai minuman yang selalu disediakan oleh Ian. Banyak minum selalu membantuku tercegah dari serangan keringnya malam. Sedangkan Ex, he likes everything. J

Hal unik yang terjadi saat permainan, selama kami main winning bertiga, Ex hampir tak pernah menang melawan saya dan Ian. Jangankan menang, mencetak gol pun menjadi hal yang langka untuk Ex. Namun bukan Ex namanya kalau dia menyerah. Dia selalu mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mengalahkan saya dan Ian. Dan hasilnya pun tak mengecewakan. Dia pun.. kalah lagi. :-D

Just kidding… ^_^

Akhirnya dia pun mampu mengalahkan saya dengan skor yang sungguh mengenaskan, 1 – 0. Walaupun itu ada sedikit faktor karena stik nya yang kurang bersahabat. Tapi Ex memang sudah menunjukkan tajinya.

 ***

Dari 2 kisah tersebut, saya pun berpikir walaupun sebelum ada 2 kisah ini saya masih bisa berpikir.
Kenapa ketika ide menumpuk di benak, saya tak bisa menuangkannya dalam sebuah tulisan yang tak penting untuk mengisi blog yang sama ga pentingnya juga?
Kenapa Ex, setidaknya, bisa mencetak gol saat melawan saya?

Setelah bereksperimen, saya pun mengumpulkan hipotesa sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya. It’s all about timing. Atau dalam bahasa Indonesia nya bisa dikatakan ‘momen’ atau ‘momentum’ atau apalah seterah Anda mau menyebutnya apa.

Saat timing nya tidak pas, seberapa keras saya berpikir dan berusaha menuangkan ide dalam sebuah tulisan, 1 paragraf pun tak tercipta. Namun saat timing nya pas, sesaat ketika sebuah ide tercetus, jari jemari mengalir begitu deras, menari-nari dan meliuk-liuk di atas deretan tut huruf pada keyboard.

Begitupun dalam winning. Kemenangan akan mudah diperoleh jika kita berhasil menerapkan 1 kunci ini, timing. Timing kapan harus berlari, kapan harus menggocek, kapan harus mengoper, kapan harus bertahan, kapan harus menyerang, kapan kiper harus keluar dari kotaknya, kapan nyolong waktu untuk ngemil, dan lain sebagainya.

Begitulah, timing ternyata bisa menjadi kunci dalam 2 kisah tersebut. Bagaimana dengan aspek kehidupan lainnya? Apakah timing bisa menjadi kunci kesuksesan? Minimal menjadi salah satu faktor kita dapat menggapai impian? Tentunya Anda memiliki jawaban Anda masing-masing.


Yang penting, do your best and never stop learning! J
Timing Timing Reviewed by Muhammad Najmuddin on February 27, 2014 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.