Sedang menyukai seseorang, dan sedang rajin membaca buku puisi. Dua hal ini yang membuatku rajin membuat puisi. Hal yang jarang kulakukan sebelumnya. Beberapa puisi berikut adalah hasil dari kedua faktor tadi. dengan bantuan dari ‘guru tak langsung’ku, yaitu Moh Wan Anwar, Chairil Anwar, dan penyair lainnya, saya pun berhasil merangkai kata-kata dalam bait kehidupan sepiku ini.
&&&
Setitik cahaya itu telah padam
Setetes harapan telah kering menguap
Celah sempit itu telah tertutup
Hanya dengan satu kata yang tak sempurna
Setetes harapan itu telah menguap
Terbang hilang meninggalkan kenangan
Menyisakan luka yang dalam
Menambah siksa hidupp yang kelam
Setitik cahaya itu telah padam
Telah kau tiup dengan kehampaan
Mengendapkan sunyi di kegelapan
Menghempaskan segala
ketakberdayaan
&&&
Masih ku menunggu
Menanti datangnya
waktu
Engkau
memperhatikanku
Menumbuhkan harapan
yang layu
Sepi sendiri
Tak bisa keluarkan diri
Ragu tuk menanti
Cinta yang tak pasti
Seolah musim kemarau
Hujan dinanti hutan bakau
Tak pernah lelah menunggu
Hingga akhir waktu
Ketika hujan mengguyur hutan
Memberikan sejuta harapan
Hutan jadi terasa damai
Menjanjikan segenap perlindungan
&&&
Mata berkata
Tiada kau terka
Hati bergumam
Tiada kau paham
Mata hati berharap
Tiada kau sambut
Harapku hidup
Sesalku turut
Tubuh bergerak
Kau masih senyap
Haruskah mulut
mengucap?
&&&
Ketika daun tengadah
pasrah
Di tengah gurun di
bawah lembah
Disitu ingin
kumengadu
Disitu hanya
bersamamu
Ketika tangkai berdiri
pasti
Merangkai bunga sepi
sunyi
Disana ku ingin kau
ada
Pada suka, pada duka
&&&
Aku
Tak punya kata
Bisu tak bergema
Apa daya kata
Aku
Tak mampu coba
Beku tak kuasa
Apa daya coba
Kata
Habis tak bersisa
Coba
Andai aku bisa
&&&
Sakit, pilu, ngilu
Perih pedih, sedih sendu
Sungguh menusuk, hati tertusuk
Buat tubuh peluh ambruk
&&&
Cinta tak sampai
Matamu yang indah
Ukirkan cinta di benakku
Hari demi hari berlalu
Aku pun terhanyut dalam sungai rindu
Manisnya senyummu
Membuatku jatuh cinta padamu
Anganku slalu terbayang
Dapatkah ku mendapatkan cintamu
Namun dirimu terasa jauh
Aral tak dapat kulewati
Jurang perbedaan memisahkan kita
Mungkin
ini sudah suratan
Ungkapan
cinta tenggelam dalam palung jiwa, walaupun
Derasnya ombak asmara
Datang dengan cepat ke pantai hati
Ikhlasnya ku mencintaimu
Nampak tak berguna
Coretanku Doeloe
Reviewed by Muhammad Najmuddin
on
March 04, 2014
Rating:
No comments: