Setahun yang lalu di Pekanbaru (2)


Tepat setahun yang lalu aku merasa memiliki keluarga baru yang komplit di ranah perantauan. Di ibukota Provinsi Riau, jantung Pulau Sumatera ini begitu banyak ilmu yang kudapat, begitu banyak daerah yang kujelajahi, begitu banyak orang yang kutemui.

Kantor cabang Panam, Pekanbaru, bagaikan rumah keduaku. ada investor yang mengisi posisi ibu rumah tangga, atasan yang kebetulan sedang singgah disini juga mengisi posisi ayah, Kestari yang selalu membuatkan kami masakan yang ueeenaakkk sudah seperti kakak perempuan sendiri. Dan kru lain yang sudah seperti saudara.

Di tempat kerja, yaitu MA Negeri 2 Model Pekanbaru (kerennya disingkat jadi M2M), pun walau sering mendapat omelan dari atasan, siswa-siswa disana selalu bisa membuat keringatku menjadi lebih berharga. Berinteraksi dengan 40 siswa dan 20 guru sekolah berstandar internasional rata-rata 2 jam sehari membuatku selalu bersemangat dalam bekerja dan selalu berusaha melakukan perbaikan dalam hal pekerjaan, sikap, sampai penampilan.

Setiap orang yang kutemui selalu memiliki karakter yang berbeda dan unik. Berbagai perasaan kualami di sekolah yang berada di pusat kota ini, was-was, panik, ragu, kecewa, kesal, sedih, senang dan rindu silih berganti mengisi hariku selama 2 pekan di Kota Bertuah ini.

Pagi hari aku sudah dibuat bingung untuk mempersiapkan materi untuk hari tersebut, menggandakan, dan mengawasinya saat di lapangan pada sore harinya. Dibuat bingung juga oleh seseorang di kota yang sebelumnya aku kunjungi selalu menelponku untuk melepas kerinduannya.

Siang hari mengecek kembali materi yang akan dibawa, briefing dan berangkat ke lokasi yang jaraknya 1 jam perjalanan menggunakan angkutan umum dan diteruskan dengan jalan kaki.

Sore harinya, mulai bergulat dengan segala macam situasi. Siswa yang telat membuatku yang memang masih pemula untuk menyikapi suatu masalah, menjadi bingung harus mengatur ulang skenario pembelajaran, belum ditambah dikejar target pencapaian. Saat bingung aku kadang jadi nge-blank, jadilah bahan omelan atasan. Beliau turun tangan mengatasi masalah di lapangan. Sungguh aku jadi merasa tak berguna saat itu karna sering mengecewakan atasan. Tapi keceriaan dan semangat siswa di kelas membuatku on fire kembali. Aku jadi lupa bahwa sejam yang lalu aku baru saja dimarahi habis-habisan oleh atasan.

Kembali ke kantor setelah maghrib. Kadang sebelum kembali ke kantor, kami singgah dulu, ke gramedia dan buka puasa bersama atasan, ke supermarket menemani kawan, sampai makan malam bersama guru pentolan di M2M. Di kantor biasanya masakan sang Kestari sudah menunggu para ‘pejuang’ kembali ke ‘rumah’.

Malamnya setelah menyelesaikan laporan, tak pernah absen seseorang di kota sebelumnya menelponku, melepas rindunya, dan membuatku yang awalnya menolaknya (walau aku juga suka) akhirnya luluh. (masalah ini tak mau kuceritakan lebih lanjut, dia yang dulu selalu menginginkanku kini mungkin sudah melupakan masa-masa itu di atas hari-hari barunya bersama seseorang yang lain).

2 pekan di Pekanbaru penuh dengan pesan, kesan, kawan, dan pengalaman. J
Setahun yang lalu di Pekanbaru (2) Setahun yang lalu di Pekanbaru (2) Reviewed by Muhammad Najmuddin on November 30, 2013 Rating: 5

1 comment:

  1. hahahah... "seseorang di Kota sebelumnya"..
    masih segar ingatan di kepala ane bagaimana Udin selalu "menghilang" utk nelpon :D :D (y)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.