Walau aku menjauh. Tak ada maksud untuk menjauh selamanya.
Aku hanya tak ingin kamu semakin terbawa pengaruh buruk
dariku sementara aku belum sanggup (secara materi) untuk melamarmu
Aku tak membalas pesanmu bukan karena aku mencampakkanmu,
melainkan aku hanya ingin menahan hasratku untuk bertemu denganmu. Karena sesungguhnya
hati ini ingin selalu bersamamu. Namun aku belum sanggup membuatmu halal
untukku.
Aku bermaksud menjauh darimu agar kita terhindar dari hal
yang tak pernah kita inginkan. Dan ketika materiku sudah sanggup, aku akan
langsung datang ke rumahmu.
Tapi karena aku tak pernah bisa menyampaikan semua maksud
hatiku ini, kau pun menganggap bahwa aku telah meninggalkanmu, mencampakkanmu,
melupakanmu. Sehingga kamu lebih memilih melanjutkan hidupmu dengan pria lain. Move
on dari hubungan denganku yang tak ada kejelasan. Tak bisa kuingkari. Itu semua
memang karena kebodohanku.
Kini aku hanya bisa merindu dan merindu tanpa arah dan
tujuan. Memutar banyak lagu tentang rindu, mulai dari Wulan Merindu sampai Officially Missing You. Melirik banyak wanita di siang hari. Namun saat menjelang tidur, saat
menyendiri merenung, all I think is you, just you.
Kutahu mungkin dengan menyampaikan semua ini tak akan serta
merta membuatmu kembali padaku. Tapi paling tidak kamu sudah tahu maksudku
menggantungmu, menjauh darimu. Paling tidak kamu sudah tahu bahwa kamu akan
selalu memiliki tempat di hatiku.
Walau raga tak bersamamu, tapi separuh hati ini masih tetap
milikmu.
Kisahku dengan Sang Dewi Padi (Special Part: Epilog untuk Sang Dewi Padi)
Reviewed by Muhammad Najmuddin
on
September 06, 2014
Rating:
No comments: